Minggu, 28 Oktober 2012

Senyum

"Air mata palsu menyakiti orang - orang terkasih, sementara senyum palsu hanya menyakiti diri sendiri"

Gue pernah denger atau baca ungkapan itu entah dimana. Gue berharap kondisi semacam itu gak akan pernah terjadi pada diri gue, dan kalian wahai para pembaca. :D. Seandainya, kita harus meneteskan air mata, semoga itu air mata sejati dan murni 100% yang bening dan berkilau kayak permata (cc: 49 days). Dan seandainya kita terenyum juga, itu merupakan tersenyum yang tulus dan senyum bahagia dari lubuk hati yang paling dalam.

Tapi, kalau terpaksa, harus pake topeng, gue harap gue bisa pake topeng tersenyum itu. Bukan, gue bukan masokis yang hobi nyakitin diri sendiri. Tapi, jujur, daripada harus nyakitin orang-orang disekitar gue, gue lebih baik sakit sendiri.  Yah, gue cukup optimis dengan kemampuan penyembuhan diri gue, gue pasti bisa recover dan nanggung semua itu. Karena gue yakin, gue nggak di desain jadi "Thin Ice princess" yang super rapuh, dan ga boleh kena panas atau benturan.

Yeah~ just saying We are tough, darl'. Never underestimating your self. *but never overestimating ,too..

Sabtu, 27 Oktober 2012

Melihat punggung

Gue bisa melihat punggung orang-orang yang tadinya berada di sekitar gue.

Tadinya gue pikir, gue ditinggalin. Tapi waktu gue refleksi, gue sadar bukan mereka yang ninggalin gue tapi gue yang berhenti. Gue melihat sesuatu, sesuatu yang sangat menarik perhatian gue, sesuatu yang sangat mempesona, yang bikin gue seakan terhipnotis, dan tanpa sadar gue berhenti dan malah menikmati hal itu dari kejauhan.

Sekarang yang bisa gue lihat adalah punggung orang-orang yang tadinya berada di sekitar gue. Tapi, gue merasa, hal yang sangat menarik itu, belum saatnya gue tuju, belum saatnya gue keluar dari track gue dan menghampiri hal yang sangat mempesona itu. Jadi, dengan segenap kekuatan gue, gue mulai balik lagi melihat ke depan dimana orang-orang udah jauh di depan sana. Gue langsung ngejar mereka dengan full-speed.

Setelah gue berhasil sejajar lagi sama orang-orang itu, gue dihadapkan sama kenyataan aneh lucu tapi 'manusia' banget. Orang-orang yang gue pikir musuh gue dan selalu menjegal gue sewaktu kita start dan sejajar dulu, mereka menerima gue dengan senang dan nepuk punggung gue, seolah ngasih kekuatan untuk cepat menyelesaikan track ini dan langsung mengejar hal yang menakjubkan yang aku lihat sampai harus menghentikan langkah kemarin.
Sementara, orang-orang yang dulu gue pikir selalu ada disekitar gue, seolah mereka selalu menopang gue, menepis lambaian tangan gue waktu gue berhasil catch up. wah, sedikit ga nyangka tapi nyangka sih, well, this is a real life. :D

Tapi keputusan gue udah pasti, apapun kondisinya, gue bakal cepet nyelesein track ini, dan menghampiri hal yang bersinar dan sangat memesona itu. Oshh!

Minggu, 16 September 2012

Perbedaan dan Harmoni

Gue seneng tinggal di Indonesia, dengan pluralitas yang sangat mengagumkan dan toleransi yang sangat mengharukan.

Pengalaman gue;

2 hari lalu, tepatnya Jumat 14 september 2012.

Gue ada di masjid. (gue agama lain) Ngapain gue di masjid? Gue lagi ikut pelatihan pengisian data emis untuk pendataan madrasah-madrasah dinniyah dibawah Kemenag. Well, sesaat sebelum pelatihan mulai, tepatnya ketika orang-orang belum datang, karena gue datang lebih awal, gue deg-degan banget! I swear, gue takut diusir kayak lalat! hush.. hush.. walaupun itu bukan pengalaman pertama gue nongkrong di masjid, tapi gue bayangin yang gue hadapin bakalan sekelompok ibu-ibu dan bapak-bapak super fanatik yang suka ngajar ngaji dan ga mau ada gue yang masih muda, belia, bercahaya, (oke that's enough) dan beda agama.

Kenapa gue bisa ikut pelatihan? well, di lingkungan rumah gue, madrasah dinniyah al-h*da itu pengurusnya ga terlalu catch up sama teknologi, dan ga punya fasilitas, dan gue sebagai warga yang baik, ketika diminta tolong, dan gue bisa, ada waktu, dan punya fasilitas sih oke-oke aja, lumayanlah ngamal...

Oke baik lagi, ke gue 2 hari yang lalu yang udah keder abis. Sejam dari waktu yang dijanjikan barulah para ustad dan ustadzah pengurus Madin (madrasah dinniyah) yang lain berdatangan (ngaret -___-) gue kan duduk di bagian cewe, kan duduknnya misah ya.. waktu tuh ibu-ibu datang dan nyalamin gue, mereka mandangin gue dari rambut sampe kaki (penampilan gue: ga kerudungan, rambut terurai dengan jenaka, pake kemeja, pake sweater tipis, pake jeans, dan lagi buka 9gag di laptop) dan gue bisa melihat tatapan sinis yang menggoda.. haha.... peace...

Gue diem aja, makin kederlah... dan mulai meratapi nasib dalam hati... Tuhaaan... teleportasi please.... berharap tiba-tiba ada portal gitu.. haha..


Dan situasi mulai berubah ketika, para ibu-ibu itu gak bisa men-setting modem mereka!! wooohoooo!! time to show up! Don't worry be happy, ibu-ibu miss fleur is here! Dengan sabar dan dengan sikap seorang pendidik, gue mulai nyetting modem di laptop mereka satu per satu...

Merasa terbantu, mereka yang ternyata udah tau kalo gue beda agama, mulai kelihatan 'jinak' hehehe... mungkin, mereka mulai percaya, kalo keberadaan gue disitu bukan untuk mengacau... hahaha... dan gue mulai tenang tentunya.

Dan setelah berbagai proses dalam pelatihan itu, gue mulai mengenali sikap mereka, mereka memang religius, tapi tidak fanatik dan bla-bla-bla, gue rasa itu cuma pencitraan yang buruk oleh beberapa hal, istilahnya asumsi. Dan setelah chit-chat dan bercanda sana-sini dan belajar bareng di pelatihan itu (well, mungkin gue lebih kayak pemateri deh... coz materi pelatihannya... yeah... gitu deh) gue menyimpulkan suatu hal, bahwa perbedaan jika dirangkai dalam komposisi yang tepat itu pasti menghasilkan harmoni yang sangat indah. Dan bukan hal yang mustahil, bahwa NKRI selamanya akan tetap NKRI. :D

Diskusi warung kopi dan debat kusir

SARA, bukan hal yang layak diperdebatkan.

Gue inget banget itu adalah aturan paling keras waktu jaman gue latihan lomba debat. Pembimbing gue bahkan bilang dengan tegas, bahwa sebutuh apa pun kita akan evidence untuk memperkuat argumen, hal-hal yang berhubungan dengan SARA itu haram hukumnya dilibatkan.

Tapi, gue heran sama media masa yang makin sini, makin hobi bahas-bahas tentang sara, ketika ada berita yang berhubungan dengan sara, ya sudah jadikan saja itu sebagai sebuah informasi. Gue rasa, ga perlu topik-topik yang begitu dibawa ke forum debat, atau forum diskusi, disiarkan secara langsung pula.

Gue gak habis pikir, hal-hal yang kayak gitu, bisa lolos tayang. padahal, menurut gue tayangan forum diskusi dan debat yang nyenggol-nyenggol sara itu merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa dan negara.

Mungkin, suatu saat nanti jika orang-orang di negeriku ini sudah lebih modern dan dewasa cara berpikirnya, mungkin akan mengerti, bahwa debat dan diskusi yang bahkan cuman nyenggol dikit soal sara, ga akan pernah berakhir, ga ada ujungnya, dan akhirnya? cuman jadi diskusi warung kopi atau debat kusir yang dilakukan secara elit di tempat elit dengan wardrobe elit, dan disiarkan langsung.

Yaah.. mau apalagi, memang banyak yang masih harus dibenahi, ayo mulai berbenah... :D

Sabtu, 15 September 2012

Bohan-bohan, Sayur Dalam Bambu

Makanan lagi nih, masih makanan karo, namanya bohan-bohan. Ada yang pernah denger? pernah makan? Apa coba bohan-bohan? masih inget rires (read my last post)? cara masak bohan-bohan ini mirip sama rires, tapi yang membedakan adalah... jeng-jeng-jeng... isinya, kalau rires isinya beras ketan dengan bumbu rempah-rempah, Isi bohan-bohan adalah, sayur dan daging cincang, nyammmm....

 Bahan utama bohan-bohan:
-. Batang pisang kepok atau pisang batu, yang masih muda dan cuma bagian tengahnya aja lho..
-. Daun singkong
-. Kelapa parut
-. Daging

Semua bahan utama diatas dicincang ya, ga usah terlalu halus tapi jangan kasar-kasar juga.

 Bumbu
-. Bawang merah dihaluskan
-. Bawang putih dihaluskan
-. Bawang daun dicacah
-. Kunyit (sedikit) dihaluskan
-. Kemiri (sedikit) dihaluskan

Most Important stuff:
-. Daun Pisang
-. Bambu
-.Bara api/ api unggun

Oke, kalo semua bahan, bumbu, dan alat sudah siap, mulai deh,
1. bahan dan bumbu dicampur sampai rata
2. masukin bahan dan bumbu yang udah tercampur ke dalam bambu yang sudah dilapisi daun pisang.
3. Deketin deh ke api kayak masak rires atau lamang atau lemang tapi ga usah sampe 6 jam, cukup sekitar 1-2 jam aja.

Kalo udah siap dikeluarin dan disantap, nyammm... well, emang sih kalau udah jadi dan ditaro dipiring tampangnya agak-agak gimana gitu soalnya kan semua bahannya dicincang2 gitu, tapi no worries, enak kok... :D

Bohan-bohan ini makanan khas suku karo yang biasa disajikan waktu pesta panen atau kerja tahun (pesta tahunan, kalau di keluarga gw sih, tanggal 17 agustus), atau pesta lain yang bernuansa gembira.

P.s: sorry banget blm ada gambar, kemaren tuh ada bohan-bohan tapi gw lupa ambil gambar, next chance pasti gw lengkapin, hohohoho...

Senin, 13 Agustus 2012

Lemang, Lamang, atau Rires

ketan hitam
ketan putih
Lagi-lagi tentang makanan, kali ini kita akan bahas mengenai lemang (batak) atau lamang (padang) atau rires (karo). Apaan tuh? ya makanan lah.. kan tadi udah dibilang tentang makanan.
hehehe.. off to our main topic.




daun pisang
bambu
 Naah, makanan ini, kita sebut salah satu aja lah ya, cape klo semua disebut, berhubung saya dari suku karo, kita sebut saja rires. Rires ini adalah makanan yang bahan dasar utamanya adalah beras ketan. gaulnya mah pulut. Si beras ketan ini, di olah dengan santan, garam, daun pandan ,dan beberapa rempah-rempah, dimasukin ke dalam ruas bambu yang didalamnya udah dilapisin daun pisang.. Yang bikin agak ribet, masaknya bukan dengan kompor, atau dibakar langsung tapi, lebih tepat kalo dibilang didekatkan ke api gitu deh... ngerti gak? Jadi intinya, si bambu yang sudah berisikan beras ketan yang sudah diolah itu, dimasak dengan menggunakan api, tapi gak kena langsung ke apinya, paling banter cuman kena jilatan-jilatan api gitu. Nah, gara-gara itu, jadi waktu masaknya agak lama sob... kurang lebih 6 jam, boleh lebih... karena katanya, makin lama dimasak, makin tahan lama. Yaah.. asal jangan sampe gosong aja.. Oia, beras ketan yang digunain bisa yg hitam atau putih, tergantung selera. tapi lazimnya pake yang putih.



rempah-rempah
 Rires ini ada dimana-mana, Aceh, Medan, Padang, Kalimantan, dll. Perbedaannya adalah cita rasanya, yang berasal dari penggunaan rempah-rempah, jadi beda daerah beda rasa. Di Aceh, riresnya pake bawang putih. Kalo di Medan, suku karo dan batak menambahkan, bawang putih dan merica. Kalo di padang, cuman pake santan doang. Kalo yang di kalimantan, riresnya orang dayak, saya ga tau, belum pernah nyobain, kalo ada yang mau kasih, diterima dengan senang hati kok :D.
 Nah, itu resep rires original, sudah bisa tebak kan cita rasa utamanya pasti gurih.

Tapi, sekarang udah ada yang mencoba membuat terobosan baru, yaitu rires manis, dengan berbagai isi, misal pisang, stroberi, dll.. ide yang bagus, tapi saya ga tau enak apa engganya ya, belum pernah nyoba, Sekali lagi, kalo ada yang mau kasih, diterima kok.. :D. 

Nah, di Bandung, kalo mau cobain rires/lemang versi batak, ada di depan GBKP jalan lombok, n depan HKBP jalan Jakarta setiap hari minggu. Kalo yang versi Padang ada di jalan terusan jalan jakarta, yang udah deket arcamanik itu lho, sekitar depan terminal antapani, di gerobak tulisannya "LAMANG TAPAI" setiap hari, kayaknya. Monggo yang penasaran bisa dibeli.

new update 26/10/2012 : di dipati ukur juga ada, gue lupa namanya, tapi kalo ga salah yang jualan lontong sayur medan gitu, dan riresnya uenak banget, most recommended deh.

Senin, 06 Agustus 2012

Perubahan

Berubah! Apa? macam ksatria baja hitam atau power rangers? kayaknya bukan, perubahan tidak berlangsung dengan logika yang begitu.

Manusia berubah, seiring waktu dan proses dalam kehidupan kita. Gue liat, teman-teman dari yang paling saya kasihi sampai yang paling saya hindari, semua berubah dan berkembang. Ada yang menjadi semakin indah, ada yang masih dalam proses deformasi. yah.. kita ga boleh menyimpulkan hal yang buruk, it's judging -u know?

Well, mungkin tanpa disadari dan seringkali gue sangkal, gue banyak berubah.. Bukan sebatas fisik yang berubah, tapi juga mimpi, cara pandang, sikap, pola pikir, kepribadian, dan masih banyak lagi.Oke, gue akui tinggi gue nggak berubah sejak SMA, tapi yah... sudahlah, Berbagi mengenai perubahan, penting atau ga penting, bukan urusan gue, tapi mungkin berguna, buat gue sebagai refleksi, buat elu ya tersera elu.

Idealisme, sebagai seorang yang idealis dulu gue selalu bertindak spontan, cenderung berbahaya. Gue gak kenal kompromi, apa yang ideal, itu yang gue perjuangkan, bahkan gue nyoba nyebarin ideal gue ke orang disekeliling gue, hal yang gue sadari sekarang, konyol banget. Sekarang gue sadar kita hidup di dunia nyata, there's no perfection here! Perjuangan gue beralih bukan membawa ideal gue ke dunia nyata, tapi menyatakan ide gue dengan sumber daya yang ada. Imajinasi gue mungkin emang perfect, but it's too good to be true.  mungkin buat beberapa orang Impossible is nothing  adalah jargon hidup mereka, dan jargon hidup gue dulu, tapi sekarang gue belajar dan gue mengerti bahwa memang, tak ada yang tak mungkin, tapi semua itu masih kemungkinan. Be real, effort is the way. And if it's not work, then we must try something different. Intinya, jangan maksa tidak semua hal harus sesuai dengan imajinasi kita.

My Experience? Oke, Kampus gue, tempat gue menimba ilmu pendidikan dan matematika sekarang ada di urutan paling bawah dari daftar pilihan universitas yang gue minatin. Dan, menurut gue standar otak gue yang sangat brilian ini,  yeah, you know, I was over-estimating my self, ga akan pernah nyangkut di universitas yang menurut gue nggak gengsi begini, Apalagi jurusannya cuma matematika, yang yeah menurut gue waktu itu, salah satu bidang yang paling lambat perkembangnya di abad ini, gak kayak teknologi gitu, yang tiap detik berkembang. well, keep mocking, I was a dumb dumb. Gue keukeuh bakal masuk fakultas kedokteran atau teknik informatika di universitas atau institut paling favorit di indonesia ini, bahkan gue udah ngincer MIT. Well, bisa dibilang, gue super sombong, narsis, dan terlalu luar biasa imajinasinya. But, that was me, with motto "Impossible is nothing" gue ikut, satu ujian umum, ya gue cuman ikut sekali ujian karena gue rasa gue ga perlu ujian berkali-kali. 2 pilihan, pertama si kedokteran itu, yang kedua, tadinya gue ga mau isi tapi karena mama nyuruh gue isi, ya gue isi aja sesuai dengan saran beliau. Pendidikan Matematika, di kampus gue yang sekarang. Dan seperti yang biasa terjadi sama orang yang gede kepala, gue keterima di pilihan kedua, pilihan yang gue isi saking nurutnya gue sama ortu.

Hari pertama gue ngampus, yang ada diotak gue adalah WHY?! WHY GOD? WHY? dan why? why? syndrome gue itu, bertahan sampe 4 semester! tapi makin lama, why?why? syndrome-nya makin berkurang, gak sebanyak dan segila awal gue ngampus.  IP gue, kayak antara ada dan tiada, makin lama makin turun, padahal why?why? gue makin berkurang. Setelah refleksi, gue sadar biarpun why/why? syndrome gue makin berkurang, gue masih tetep kekeuh sama ideal gue. Intinya, hati, pikiran, dan perasaan gue gak ngikut tipa kali gue ngampus. Buku dan diktat aja gue beli terus-terusan tanpa pernah gue sentuh. Dan seakan ditampar tangan yang tak terlihat, gue dapet E dan D, masing-masing 2 di 4 mata kuliah. kebayanglah, IP gue udah kayak apa. Untungnya, gara-gara itu ED, gue jadi sadar, bahwa bukan waktunya lagi gue why?why? syndrome. Waktu gue udah kebuang 4 semester, dan kayak yang elu tebak, gue tetep aja gagal jadi masuk kedoteran. Apa ya? oh, dan sekarang waktunya gue realistis menghadapi apa yang ada di depan gue. MATEMATIKA. Gue udah berusaha mengejar mimpi gue, tapi, mimpi itu bukan untuk gue, saatnya gue beralih, menjadikan matematika sebagai mimpi gue yang tak terduga.

Dan, yang gue tahu dengan pasti hal ini, gak cuman menimpa (-_____-;) diri gue, tapi juga setiap orang diluar sana, se-perfect apapun keliatannya kehidupan seseorang, percayalah, itu cuman asumsi elu aja, kalo hidup orang itu perfect. Jadi, mulai sekarang, kalo gue sih udah dari kapan taun, hidup di dunia nyata and live the life. :D

About Me

Foto saya
Bandung, West Java, Indonesia
Thinking crazy, weird and uncommon is not a crime!