"Seseorang akan Melakukannya untukku, Aku Tidak Perlu Bertanggung Jawab"
Tanggung jawab sering banget dianggap beban, terutama oleh kita-kita
 yang baru napak di panggung kedewasaan. Mungkin seringkali digambarkan 
sebagai belenggu, bola dan rantai besi yang membatasi gerakan kita.
Beberapa dari kita, bisa berdamai dengan "tanggung jawab" si bola 
dan rantai besi itu, sehingga dari bola dan rantai besi itu tumbuh sayap
 yang membawa kita terbang tinggi. Tapi ga sedikit juga, kita-kita yang 
malah menyeret bola dan rantai itu ke tengah2 lumpur hisap, yang bikin 
kita terbenam dan makin terbenam tiap hela nafas.
Bagaimana kalo kita selama ini salah? Jika ternyata, tanggung jawab 
bukanlah unsur external seperti bola dan rantai yang bukan bagian dari 
tubuh kita tapi membelenggu?
Tanggung jawab itu masalah internal sob. Tanggung jawab bisa 
dibilang adalah RESPON kita terhadap peluang. Bertanggung jawab adalah 
menanggapi kesempatan yang disodorkan pada kita dengan benar.
Ketika disodori kesempatan, respon pertama biasanya adalah excited, 
antusias, bersemangat, dkk. Mudah untuk bersemangat dalam menanggapi 
kesempatan baru, kenapa? Karena hal itu baru, mendebarkan, dan adrenalin
 pasti berlipat. Respon ini benar, jika bukan hanya euforia sesaat, maka
 respon selanjutnya yang menentukan.
Saat antusiasme awal mulai meredup dan adrenalin mulai merosot, Apa 
Respon kita? Peluang sudah digenggam, tapi akankah dilepas begitu saja?
Banyak hambatan yang akan menghalangi kita untuk tetap merespon peluang itu dengan benar;
Gaya Hidup Malas
Seringkali kita harus didorong2, dibujuk2, dan diawasi oleh orang 
lain agar malakukan segala sesuatu dengan benar. Jelas, jika seperti 
itu, tak akan ada perkembangan yang terjadi pada diri kita, karena 
pengawasan dan dorongan kita berasal dari manusia lain dengan standar 
manusia, padahal ada 'Standar' yang lebih tinggi yang sudah ditetapkan 
pada kita. Yang harus dilakukan adalah lebih mengenal 'Standar' itu.
Tidak Serius
Ungkapan "ciyusss" sempat populer belakangan ini, dikalangan anak 
gaul masa kin haha.. Tapi, jika hanya sebatas "ciyussss" tapi tidak 
memberikan 100% fokus kita, satu kata dari saya, "bye!" Bye! Guys, 
seriously, you'll stuck on that point and never ever ever get to 
anywhere.
Menunda
Dulu, saya pernah berpendapat, "jika bisa besok, mengapa harus hari 
ini?" Dan taukah? Besok itu tak pernah ada. 'Besok' itu ilusi, karena 
yang ada adalah hari ini, saat ini. Saat waktu yang kita sebut 'besok' 
menjadi hari ini, 'besok' adalah 'besok'. Bingung? Begini deh, 'besok' 
itu seperti wortel yang diikat didepan keledai, mau dikejar kayak apa 
tetap aja ada di depan.
Tidak Siap
Selalu ada banyak kemungkinan dala setiap perkara. Apa salahnya 
bersiap? Lakukan tugas yang memang seharusnya kita lakukan, agar saatnya
 tiba, semua sudah siap. Sudah beres.
Tidak menggunakan potensi secara maksimal
Under estimate pada diri sendiri. Padahal, punya potensi yang sangat besar dan dapat dilipat gandakan. Kenapa tidak digunakan?
Begitulah, hal-hal yang biasa menghambat secara umum. Tapi 
bagaimanapun, respon adalah pilihan kita. Wajar, jika tersergap 
kekhawatiran dalam proses, apalagi dalam hal yang sama sekali kita ga 
ada bayangan. Tapi, serahkan kekhwatiran kita, bukannya menyerahkan 
tanggung jawab.
Ayo bertanggung jawab :D :D :D
*coming soon mentalitas padang gurun #3
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
- Fleur
 - Bandung, West Java, Indonesia
 - Thinking crazy, weird and uncommon is not a crime!
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar